Kadang sebuah kata, kumpulan kata yang menjadi kalimat, kumpulan kalimat yang menjadi sebuah paragraph, kumpulan paragraph yang menjadi sebuah tulisan, cerita atau apapun bentuknya dapat membuat sebuah perbedaan dalam sebuah jalan cerita kehidupan.
Kata, kalimat, paragraph, tulisan ataupun cerita itu bisa saja kita keluarkan melalui sebuah ucapan tidak sekedar hanya diatas kertas, ataupun didalam aplikasi word dalam laptop.
Banyak orang yang secara sadar atau tidak terhadap apa yang terlontar dari mulutnya dan tertera dalam tulisannya adalah visualisasi dari dirinya sendiri. Kata-kata yang sarat akan makna, nasehat, atau bahkan sarat akan cercaan dan makian mencerminkan diri si pelontar kata-kata tersebut.
Mungkin saja itu benar, tapi mungkin akan lebih tepat lagi adalah bahwa semuanya itu adalah sebuah proses pembelajaran dalam hidup dan setiap orang punya hal seperti itu.
Dalam hidup pasti kita akan selalu membuat sebuah perkataan dan merangkai kata menjadi sebuah perkataan yang tersalur dalam lisan dan tulisan kita. Kekuatan kata terutama dibentuk oleh muatan pikiran yang dikandungnya serta kadar emosi yang menyertai saat ia lepas dari mulut atau pena. Pikiran-pikiran yang kuat tersusun secara sistematis dalam logika, terbangun dari kerangka referensi yang luas, solid, integral, dan terekam secara jelas, paling tidak akan menemukan bentuk-bentuk ungkapannya sendiri yang unik saat ia meluncur dalam ucapan atau mengalir dalam tulisan.
Mungkin banyak hal yang terlintas dalam benak kita saat kita sedang melamun, saat melihat keadaan disekeliling kita atau saat kita merenungkan keadaan dunia yang semakin semrawut dan dengan kekompleksannya yang mungkin sulit untuk kita sendiri kendalikan. Sedikit orang yang menyadari bahwa kita dapat menjadikan sebuah kata atau jalinan kata tersebut sebagai tonggak semangat, pemicu dalam hidup.
Kata-kata positif yang diberikan pada seseorang yang sedang “jatuh” justru dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam menjalani hari-hari. Sebaliknya, kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang “jatuh” dapat “membunuh” mereka.
Ada yang bilang, kata merupakan salah satu indikator yang paling akurat untuk mengukur kadar keluasan wawasan dan kedalaman pengetahuan seseorang di satu sisi dan di sisi yang lain, warna dan jenis kepribadiannya. Kata yang tertulis mungkin lebih banyak menunjukkan wawasan dan pengetahuan seseorang dibanding warna dan jenis kepribadiannya. Tetapi, kata yang terucap dapat menunjukkan wawasan dan pengetahuan serta kepribadian seseorang sekaligus.
Dan bukan berarti pula orang yang mengucapkan dan menuliskannya itu adalah orang yang lebih dari yang lain, semua yang keluar dari kata dan terekam dalam sebuah tulisan merupakan sebuah motivasi bagi dirinya sendiri dan syukur-syukur itu berguna buat orang lain hehe,,
Kadang-kadang kehidupan memang sulit untuk dimengerti, dan mungkin saja bahwa ‘kata-kata kehidupan’ itu dapat membuat kita berpikir dan melangkah jauh dari yang kita perkirakan. Semua orang dapat mengeluarkan ‘kata-kata kehidupan’ untuk membuat rekan dan teman atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya bangkit dari berbagai kekompleksan hidup.
Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk memberikan spirit bagi mereka yang sedang putus asa, jatuh atau apapun itu. Mungkin itu lah yang bisa kita lakukan jika kita tidak dapat membantunya dalam kerumitan hidup ini. hmmmm..
Mungkin benar banyak yang bilang, tidak ada hal yang tidak mungkin dalam dunia ini. Hidup adalah kumpulan dari cita-cita, semangat, usaha dan kreativitas. Kita tidak dapat memutar waktu kembali, apa yang telah terjadi di masa lalu, hanya dapat kita jadikan pelajaran untuk masa yang akan datang. Kenangan tidak harus selalu terus diingat, yang harus kita lakukan adalah tatap masa depan, tentukan keinginan, bangun semangat dan rasa percaya diri. Mulai langkahkan kaki kita untuk merubah esok pagi menjadi lebih baik.
“Bersyukurlah atas dirimu apa adanya, karena bila kamu membandingkan dengan orang lain, kamu akan “terkejut” dengan rahasia hidup mereka”