18 September 2010

Tintenherz ( Book # 1 – Inkworld Trilogy )

Hola guys , aku mau share buku yang pernah aku baca nih, Judulnya Tintenherz ato yang lebih dikenal dengan nama InkHeart. Buku Tintenherz alias Inkheart adalah buku pertama dari Inkworld Trilogy. Buat para pecinta novel fiksi kaya Inkheart, rasanya gak afdol kalo belum baca buku yang satu ini. Buku ini penuh imajinasi kaya buku Harry Potter, Narnia, The Spiderwick, Eragon dll. 

Nah, buat yang males baca novel yang setebel tembok china, bisa simak sinopsis Inkheart. Gak usah panjang lebar deh , Yuk langsung intip sinopsisnya ...


Books “ INKHEART “
Judul Asli : TINTENHERZ ( Book # 1 – Inkworld Trilogy )
A Stories & Illustration by Cornelia Funke
Copyright © by Cecilia Dressler Verlag GmbH & Co. KG, Hamburg 2003
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Dinyah Latuconsina
Editor : Dini Pandia
Cover by Marcel A.W.
Cetakan ke-1 : Januari 2009 ; 536 hlm



#sinopsis :
Di suatu malam saat hujan turun mengeluarkan bunyi-bunyian, seorang gadis cilik berusia duabelas tahun terjaga tanpa dapat tertidur, mencari bacaan guna menghabiskan waktu – dan di sanalah ia melihat sosok asing berada di luar rumahnya, memandang dengan kediaman yang mengusik hatinya. Gelisah dan rasa takut mencekam dirinya hingga kaki-kakinya berlari keluar kamar mencari ayahnya … memberitahukan hal tersebut padanya, dan kisah ini pun dimulai.

Saat pagi menjelang, Staubfinger yang menghilang malam saat kejadian penangkapan Mo, muncul menjumpai Meggie & mengatakan bahwa ia dapat mengantarkan Meggie ketempat Capricorn karena malam tersebut ia telah mengikuti anak buah Capricorn yang menangkap Mo. Elinor yang tak pernah
mempercayai Staubfinger bersikeras ikut guna mengawal Meggie & mengamankan buku Tintenherz. Karena tak ada yang mau mengalah, maka akhirnya mereka bersama-sama berangkat menuju kediaman Capricorn.

Setelah melalui perjalanan yang lumayan panjang & berliku, akhirnya tibalah mereka di kediaman Capricorn. Rencana awal Elinor yang hendak bernegosiasi tidak berjalan dengan baik, karena sebagaimana pernah dikatakan oleh Staubfinger, apa yang diinginkan oleh Capricorn akan didapat dengan cara apapun – maka keadaan berbalik dan Meggie serta Elinor justru turut menjadi tawanan bersama dengan Mo … dan semuanya terjadi akibat pengkhianatan Staubfinger.

Sekian lama Meggie ingin mengetahui rahasia yang disembunyikan oleh Mo berkaitan dengan buku Tintenherz tersebut, dan sekarang di dalam sekapan penjara bawah tanah, Meggie serta Elinor mendengarkan kisah tentang Tintenherz untuk pertama kalinya. Kisah dimulai saat Meggie baru saja
berusia tiga tahun, ayah & ibunya merayakan ulang tahun putri mereka dengan penuh kebahagiaan. Telah menjadi kebiasaan bagi Mo untuk membacakan kisah dari buku-buku yang dibawanya pulang kepada istrinya, dan pada malam itu ibu Meggie memilih buku Tintenherz untuk dibacakan oleh Mo. Sesaat mereka seakan terbenam dalam kisah buku tersebut, hingga saat Mo mulai membaca bab tujuh … terjadi sesuatu yang tak dapat dijelaskan. Secara tiba-tiba dalam ruangan tersebut muncul Capricorn, Basta dan Staubfinger – mereka muncul dari dalam kisah buku Tintenherz dan sebagai gantinya ibu Meggie beserta dua ekor kucing yang sedang dipangkunya lenyap tanpa jejak, masuk ke dalam kisah Tintenherz. Berbagai cara dilakukan oleh Mo termasuk membaca terus Tintenherz berulang-ulang hingga suaranya serak, namun tetap tidak dapat mengembalikan istrinya, justru bermunculan makhluk-makhluk aneh disertai menghilangnya beberapa orang yang kebetulan berada di sekeliling Mo.


Ternyata kemampuan Mo untuk mengeluarkan sesuatu dari apa yang dibacanya sudah diketahui olehnya sejak kecil, namun selama itu ia hanya mampu membawa sesuatu yang tak bernyawa keluar dari buku – baru pada malam naas dimana ia mampu mengeluarkan makhluk hidup, justru makhluk yang jahat yang berhasil ia keluarkan & melenyapkan makhluk terbaik yang pernah dimiliki : istrinya tercinta & ibu Meggie. Dan sejak itu Mo tidak pernah lagi membacakan buku bagi siapa pun, termasuk pada putrinya Meggie. Namun hal tersebut akan segera berubah karena tujuan Capricorn menangkap Mo tidak lain adalah agar Mo mengeluarkan apa pun yang diinginkan oleh Capricorn dari dalam kisah-kisah buku … permasalahannya, mengingat sifat Capricorn yang tak memiliki belas kasih, apa yang akan dikeluarkan dari kisah Tintenherz yang penuh dengan peri-peri, kobold, troll serta makhluk-makhluk dari kegelapan ??

Malam itu si kecil Meggie tak dapat melupakan saat ayahnya – Mortimer ‘Mo’ mengundang masuk sosok asing bernama Staubfinger – Tangan Debu, yang beberapa saat sebelumnya mengawasi kediaman mereka. Staubfinger datang bagaikan kenalan lama namun Meggie tak mampu mengenyahkan perasaan bahwa kedatangannya hanya akan menimbulkan masalah bagi mereka. Lewat pembicaraan yang sengaja ‘di-kuping’ oleh Meggie, kedatangan Staubfinger memberikan peringatan pada Mo yang dipanggilnya Lidah Ajaib – bahwa Capricorn akan segera datang menemui Mo guna menagih janji. Mo meminta waktu untuk berpikir dan menjanjikan jawaban besok siang.

Pagi hari saat fajar belum sepenuhnya bersinar, Meggie terbangun & mendapati bahwa Mo telah berkemas-kemas menyiapkan perlengkapan bepergian. Meskipun pekerjaan Mo seringkali membawa Meggie bepergian ke tempat-tempat jauh, mau tidak mau ia mencurigai pertemuan semalam penyebab kepergian mereka yang mendadak ini. Namun apapun pertanyaan Meggie, tak satu jawaban jelas keluar dari mulut Mo kecuali satu bahwa mereka akan mengunjungi Elinor – bibi sanak ibu Meggie. Baru sekali itu Meggie mendapati Mo menyimpan suatu rahasia terhadap dirinya, hanya sekelumit tambahan informasi yang diperoleh lewat Staubfinger ( dengan sengaja Staubfinger menjegat Mo dan mengingatkan akan ‘hutang’ yang harus dibayarkan, membuat Mo memperbolehkannya ikut serta ) bahwa Capricorn adalah makhluk mengerikan yang senang menyiksa makhluk lain dan jika ia menginginkan sesuatu maka keinginan itu harus segera terpenuhi dengan cara apapun. Dan Mo memiliki sesuatu yang diinginkan oleh Capricorn – yaitu sebuah buku berjudul ‘Tintenherz’ yang diam-diam disembunyikan oleh Mo. Yang Meggie ketahui hanyalah Mo tidak akan menyerahkan buku tersebut, terbukti sekarang mereka ‘melarikan diri’ terlepas dari apapun alasan Mo.

Kediaman Elinor bagaikan kastil dengan lahan luas sekali. Namun yang membuat Meggie terpana adalah isinya – setiap ruangan dipenuhi dengan buku-buku beraneka macam tersusun rapi & teratur dari ujung kaki hingga ujung langit memenuhi tembok dan sudut ruangan. Kedatangan Mo dengan alasan melakukan pekerjaan menjilid & me-restorasi buku-buku seakan benar-benar menjadi kenyataan. Dan Meggie mulai menikmati tinggal di tempat dimana segala macam buku tersedia, bahkan ia mampu bertoleransi pada sikap protektif & keras Elinor terhadap koleksi-koleksinya. Meggie-pun mulai menjalin hubungan lebih erat dengan Staubfinger yang memiliki keahlian bermain dengan api didampingi peliharaannya seekor musang bertanduk bernama Gwin.

Namun ketenangan itu hanyalah bayangan semu belaka, karena ada pengkhianat yang melaporkan keberadaan mereka. Maka tak lama kemudian, di saat semua sedang lengah, muncullah kawanan anak buah Capricorn dan mereka memiliki satu tujuan : membawa Mo beserta buku yang disembunyikan ke hadapan Capricorn. Meggie hampir saja ketahuan jika saja tidak ditahan oleh Elinor. Maka malam pun menjadi saksi jeritan pilu gadis cilik yang menyaksikan ayahnya menghilang di kegelapan malam – suara tangisan yang mampu membuat hati sang pengkhianat tergerak … walaupun hanya sekejap.

Elinor meyakinkan Meggie agar untuk sementara mereka tinggal & melapor pada polisi, sesuatu yang sia-sia karena cerita mereka tak dipercaya oleh polisi. Maka tak ada yang dapat dilakukan selain beristirahat & memikirkn rencana baru keesokkan harinya. Namun kegelisahan Meggie membuatnya tak dapat
memejamkan mata barang sejenak. Tekadnya sudah bulat untuk pergi seorang diri mencari Mo. Setelah berkemas-kemas secara diam-diam, Meggie mendatangi kamar Elinor guna meninggalkan surat berisi pesan kepada Elinor – namun belum sempat surat tersebut diletakkan, matanya terbelalak melihat buku di
pangkuan Elinor yang tertidur … buku Tintenherz yang seharusnya dibawa oleh Mo kepada Capricorn. Teriakan Meggie membangunkan Elinor yang langsung menerima caci-maki Meggie : “Dari mana kau mendapatkannya ? Itu milik ayahku ! Kau mencurinya !” … segala tuduhan & teriakan Meggie akhirnya mampu diredakan oleh Elinor, ia mengatakan bahwa sebenarnya hanya ingin ‘meminjam’ buku tersebut & membacanya tanpa diganggu, maka Elinor menukar isi bungkusan buku Tintenherz dengan buku lain tanpa sepengetahuan Mo. Di satu sisi, buku itu untuk sementara selamat dari tangan Capricorn, namun Meggie mencemaskan keselamatan Mo apabila Capricorn mengetahui bahwa buku yang dibawa bukanlah Tintenherz.


Sinopsis ini aku ambil dari alice secret garden , biar cuma copy paste , bukan berarti aku belum baca lho !!
Aku juga baru inget kalo aku juga pernah baca novel "His Dark Materials" . Kapan kapan yah di postingnya . Meskipun repost ato udah jadul , bagi pecinta novel fiksi bukan hal yang penting pastinya . hahaha *sok tau* *siap siap ditimpuk bata*

Sekian dulu eh .. kapan kapan lanjut lagi ..
Sampai ketemu di serial berikutnya .. see you :p

No comments:

Post a Comment